Kamis, 17 Mei 2012

 Medco Pesimistis Ambil Alih Dua Blok Milik Exxon
 
Petugas memeriksa tangki pengumpul di kilang LPG yang dikelola PT. Medco E&P Indonesia di Lapangan Kaji, Blok Rimau, Kecamatan Lais, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (11/8/2011). Kilang tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar 40 ton LPG per hari.

HEADLINE NEWS, JAKARTA - PT Medco Energy Internasional Tbk (MEDC), tampaknya pesimistis bisa mendapatkan dua blok gas yang dioperasikan ExxonMobil di Aceh, yaitu blok B dan North Sumatera Offshore (NSO).

Medco bersama PT Perusahaan Gas Negara, Tbk dan PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) untuk membeli dua blok tersebut dari Exxon.

Medco, PGN serta Pusri sudah menyampaikan penawaran kepada Exxon beberapa waktu lalu. Namun, ternyata harga penawaran mereka tak sesuai dengan yang diinginkan pihak Exxon.

Hal ini disampaikan Direktur Utama PT Medco Energi Internasional, Tbk, Lukman Mahfoedz, di Jakarta, Rabu (16/5/2012). " Mungkin kami tidak memenuhi yang mereka inginkan. Tetapi kalau orang bersaing harus siap menang, siap kalah," ujar Lukman.

Sayangnya Lukman enggan menyebut harga yang mereka tawarkan kepada Exxon. "Kami kalau menawar suatu harga, harus memenuhi ambang batas kita, dan juga Exxon bisa menerima. Tapi ini sepertinya(Exxon) belum menerima," ujar Lukman.

Catatan saja, Agustus 2011 lalu, ExxonMobil mengumumkan untuk menjual saham-saham yang dimilikinya pada tiga anak usahanya yang mengelola blok gas di Aceh. Ketiga anak perusahana tersebut adalah Mobil Exploration Indonesia Inc., ExxonMobil Oil Indonesia Inc., dan Mobil LNG Indonesia Inc.

Rabu, 16 Mei 2012

Tekanan Terhadap Rupiah Masih Berlanjut
 
ILUSTRASI
HEADLINE NEWS, JAKARTA - Pasar global masih ditutup turun semalam kendati ekonomi Jerman sebagai motor Uni Eropa tumbuh lebih baik dari perkiraan. Ini menjadi sentimen negatif bagi pergerakan nilai tukar rupiah pada Rabu (16/5/2012).

"Kami perkirakan masih ada tekanan pelemahan rupiah menuju kisaran antara Rp 9.250 hingga Rp 9.270 per dollar AS," kata ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, pagi ini. Tekanan terhadap euro masih berlanjut kemarin. Rupiah masih ditutup melemah pada perdagangan kemarin di Rp 9.240 per USD (kurs tengah Bloomberg).

Beberapa bursa Asia utama termasuk Indonesia (IHSG) juga melemah. IHSG turun 0,18 persen menjadi 4.045,64. Harga minyak mentah juga masih bervariasi. Harga Brent naik 0,65 persen menjadi 111,72 dollar AS per barrel dan harga WTI turun menjadi 93,98 dollar AS per barrel atau turun sekitar 0,84 persen.

Selasa, 15 Mei 2012

 Sentimen Global Masih Tak Pasti, Rupiah Tertekan
 Ilustrasi. Foto: Okezone
ILUSTARSI
JAKARTA - Akibat ketidakpastian eksternal, nilai tukar rupiah terhadap dolar diprediksi masih akan melemah dan berada di level Rp9.200 per USD.

"Rupiah masih akan tertekan, kisarannya Rp9.200-Rp9.250 per USD," kata analis valuta asing Rully Nova .

Dia mengatakan, kondisi di Eropa memang banyak ketidakpastian terutama di Eropa. Hal tersebut terlihat dari kondisi politik dan ekonomi negara tersebut. "Beberapa negara malah sudah memasuki masa resesi, sehingga menambah risiko di pasar keuangan global," katanya.

Maka dari itu, dengan adanya hal ini, pelaku pasar mulai meninggalkan mata uang dari negara emerging market dan berpindah ke USD atau ke mata uang yang minim risiko. Bank Indonesia (BI) dalam hal ini memang melakukan intervensi dan stand by di pasar untuk membantu rupiah agar tidak terus melemah.

"Namun intervensi yang dilakukan tidak sepanjang hari. Ada waktu tertentu terutama di akhir perdagangan. Di awal memantau, dan baru di akhir melakukan intervensi," tandasnya.

Belum adanya kepastian perbaikan ekonomi di zona Eropa, telah membuat investor memilih dolar Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu investasi safe haven. Akibatnya, rupiah kembali tertekan di kisaran Rp9.200 per USD.

Menurut kurs BI, rupiah melemah 40 poin menjadi Rp9.220 per USD dari Rp9.180 per USD. Adapun perdagangan harian rupiah, berada di kisaran Rp9.174-Rp9.266 per USD. Sementara Bloomberg mencatat, rupiah kembali melemah 27 poin dan bertahan pada level Rp9.270 per USD, dengan perdagangan harian di kisaran Rp9.190-Rp9.303 per USD.

Senin, 14 Mei 2012

 BI Diprediksi Tahan Pelemahan Rupiah
 
ILUSTRASI
JAKARTA - Tekanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi sedikit mereda pada awal pekan ini. Rupiah diprediksi akan berada pada kisaran Rp9.170-9.250 per USD.

"Kemungkinan, Bank Indonesia (BI) akan menjaga rupiah di level Rp9.200-an per USD dengan menggunakan berbagai kebijakan dan variabel moneternya,".
Rahadyo mengatakan, untuk pergerakan pasar valas pada pekan ini hal yang dicermati adalah kekhawatiran mengenai status Yunani apakah masih bergabung dengan Uni Eropa atau tidak. Menurutnya, mayoritas masayarakat Yunani memilih pemimpin yang anti uni eropa, karena mereka tidak berharap menerima bailout lagi. Sebab, syarat menerima bailout adalah pengetatan anggaran yang dirasa memberatkan masyarakat Yunani.

Sebagaimana diketahui, pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu, rupiah ditutup menguat ke level Rp.9.180-9.190 per USD, setelah sebelumnya sempat berada di level Rp9.245 per USD. Setelah sempat terdepresiasi selama beberapa hari, akhirnya rupiah bisa menguat di akhir pekan lalu.

"Tekanan rupiah karena imbas capital outflow investor asing melalui pasar saham. dana yang keluar tersebut dikonversikan ke aset safe haven seperti dolar AS, maka hal tersebut menekan rupiah," katanya.

Bahkan, Non Delivery Forward (NDF), perdagangan rupiah di pasar valas luar negeri sempat tertekan sampai Rp9.365 perUSD. Hal tersebut sudah terjadi selama lima hari berturut-turut. Di tambah indeks Dow Jones melemah, dan berimbas terhadap profit taking investor asing di pasar saham domestik.

BI juga akan menaikkan suku bunga tagihan dan deposito berjangka guna menyerap kelebihan dana dalam sistem keuangan. Hal itu ditempuh setelah bank sentral memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,75 persen.

"Bank Indonesia selalu ada di pasar valuta asing. Pernyataan mereka yang menyebut akan mengambil langkah untuk mempersempit jarak (spread) antara tingkat referensi dan tingkat bunga overnight, menyebabkan rupiah sangat menarik bagi investor," tutup dia.

Sabtu, 12 Mei 2012

 Uji Data Perdagangan Saham, BEI Tampilkan Dummy
Logo BEI. Dok: okezone
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan saat ini sedang melakukan kegiatan pengujian data perdagangan saham hari ini. Kegiatan tersebut dilakukan pada 12 Mei 2012 mulai pukul 08.00-18.00 WIB.

Hal tersebut tercantum dalam laporan keterbukaan informasi BEI, seperti dikutip dalam website BEI, Sabtu (12/5/2012).

Adapun selama kegiatan tersebut berlangsung, data terkait perdagangan saham yang ditampilkan di dalam website BEI merupakan data dummy untuk kepentingan pengujian semata.

"Sehingga tidak dapat digunakan untuk keperluan apapun termasuk pengambilan keputusan investasi. Mohon abaikan segala informasi atau data perdagangan saham yang akan muncul selama kegiatan berlangsung," demikian disampaikan webmaster BEI.

Maka dari itu, penggunaan segala jenis informasi atau data yang muncul selama waktu tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna.

Jumat, 11 Mei 2012

IHSG Tunggu Sentimen untuk Naik Lebih Tinggi
 
 ILUSTRASI
JAKARTA- Tim riset eTrading Securities menyatakan, indikator stochastic dan CCI Indeks Harga Saham Gabungan masih bergerak turun, namun terlihat penurunan terbatas sudah menghasilkan slope RSI yang berarti ada kesempatan teknikal rebound pada Jumat (11/5/2012).

Itu berarti IHSG berpotensi rebound. Meskipun demikian, investor diingatkan berhati-hati mengingat Jumat adalah hari terakhir perdagangan di pekan yang seringkali diakhiri dengan aksi jual menjelang penutupan pada sore hari.

Sejumlah saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain PGAS, SMCB, WINS, INCO, dan LSIP.
Kemarin, IHSG ditutup naik 4 poin (+0,11 persen) ke level 4.133,63 dengan jumlah transaksi sebanyak 13,19 juta lot atau setara Rp 4,9 triliun. Hampir seluruh sektor saham naik, kecuali sektor industri dasar (-0,31 persen), aneka industri (-0.69 persen), konsumer(-0.33 persen), properti(-1.13 persen), dan manufacktur(-0.44 persen).

Secara teknikal, IHSG bergerak bervariasi di area positif dan negatif yang artinya bahwa pergerakan IHSG masih berimbang antara sentiment reversal dan sentiment bearish, sebelum akhirnya ditutup plus tipis 0.11 persen.

IHSG ditutup pada level support dengan posisi MACD Histogram masih sinyal downtrend. Asing tercatat melakukan penjualan bersih di pasar regular sebesar Rp 360,83 miliar.

Kamis, 10 Mei 2012

Investor Bisa Beli Saham Murah
 
 ILUSTRASI
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan masih dalam kecenderungan melemah. Ruang koreksi indeks yang masih terbuka untuk membawa IHSG ke zona jenuh jual ini bisa dimanfaatkan justru untuk melakukan strategi beli di saham-saham murah.
"Investor dapat memanfaatkan strategi buy on weakness," kata analis Semesta Indovest, Sugiarto, di Jakarta, Kamis (10/5/2012).
Saham-saham yang dapat diperhatikan hari ini, menurut Semesta Indovest, antara lain ADRO, BMRI, BMTR, CTRS, dan GIAA.
Bursa Wallstreet kembali negatif dengan indeks Dow Jones turun 97,03 poin atau 0,75 persen mencatatkan penurunan untuk keenam kalinya secara berturut-turut. Indeks S&P 500 turun 0,67 persen, dan Nasdaq turun 0,39 persen.
Walau ditutup melemah, Dow Jones berhasil memangkas keterpurukannya. Pelemahan indeks dipicu oleh kabar akan ditundanya pembayaran bailout untuk Yunani dan kekhawatiran akan dikeluarkannya Yunani dari euro zone.
Akan tetapi, indeks berhasil recovery setelah EFSF setuju untuk membayar 5,2 miliar euro dana bail out untuk Yunani. Bursa Eropa ditutup melemah terimbas kekhawatiran pada gejolak politik Yunani dan tingginya dana yang diperlukan untuk menbantu perbankan Spanyol. Indeks FTSE turun 0,44 persen.